Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM 2012
Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM 2012 - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijadwalkan pada April 2012 menuai penolakan dari berbagai pihak, terutama mahasiswa. Demi menunjukkan kesungguhan, mereka pun kerap melakukan aksi di berbagai wilayah.
Untuk meredam aksi mahasiswa tersebut, beredar kabar jika Kementerian Perekonomian (Kemenko) memberikan suap kepada sejumlah rektor di berbagai universitas di Tanah Air. Diberitakan, Kemenko memberikan paket wisata senilai Rp300 juta per rektor.
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) disebut-sebut sebagai salah satu universitas yang menerima dana tersebut. Menanggapi hal ini, Rektor UMJ Masyitoh dengan tegas membantahnya.
Menurut Masyitoh, berbagai aksi yang dilakukan mahasiswa, termasuk mahasiswa UMY untuk menyalurkan aspirasi adalah hal wajar selama dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.
"Mahasiswa UMJ selalu saya arahkan agar tidak menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan otot. Jika ada hal yang tidak berkenan, harus mengandalkan otak bukan otot," kata Masyitoh.
Dia menyampaikan, tidak masalah jika para mahasiswa, termasuk UMJ ingin melakukan aksi demonstrasi demi menyampaikan informasi. "Mahasiswa boleh menyampaikan aspirasi selama dilakukan secara santun dan tidak anarkis," ujarnya menambahkan.
Sejauh ini, Masyitoh mengaku, belum melihat atau mendapat laporan jika para mahasiswanya melakukan aksi terkait kenaikan harga BBM. Daripada melalui aksi demonstrasi, dia menganjurkan agar para mahasiswa memanfaatkan jalur lain untuk menyalurkan aspirasi.
"Aspirasi juga bisa ditunjukkan dengan cara lain. Lewat tulisan misalnya. Itu kan lebih akademis," ujar Masyitoh
Untuk meredam aksi mahasiswa tersebut, beredar kabar jika Kementerian Perekonomian (Kemenko) memberikan suap kepada sejumlah rektor di berbagai universitas di Tanah Air. Diberitakan, Kemenko memberikan paket wisata senilai Rp300 juta per rektor.
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) disebut-sebut sebagai salah satu universitas yang menerima dana tersebut. Menanggapi hal ini, Rektor UMJ Masyitoh dengan tegas membantahnya.
Menurut Masyitoh, berbagai aksi yang dilakukan mahasiswa, termasuk mahasiswa UMY untuk menyalurkan aspirasi adalah hal wajar selama dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.
"Mahasiswa UMJ selalu saya arahkan agar tidak menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan otot. Jika ada hal yang tidak berkenan, harus mengandalkan otak bukan otot," kata Masyitoh.
Dia menyampaikan, tidak masalah jika para mahasiswa, termasuk UMJ ingin melakukan aksi demonstrasi demi menyampaikan informasi. "Mahasiswa boleh menyampaikan aspirasi selama dilakukan secara santun dan tidak anarkis," ujarnya menambahkan.
Sejauh ini, Masyitoh mengaku, belum melihat atau mendapat laporan jika para mahasiswanya melakukan aksi terkait kenaikan harga BBM. Daripada melalui aksi demonstrasi, dia menganjurkan agar para mahasiswa memanfaatkan jalur lain untuk menyalurkan aspirasi.
"Aspirasi juga bisa ditunjukkan dengan cara lain. Lewat tulisan misalnya. Itu kan lebih akademis," ujar Masyitoh