SBY Lebih Memilih Ketemu AC Milan Junior Ketimbang Pendemo di Istana (Peringatan 1 Tahun SBY-Boediono)
Apa yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantornya ketika sepanjang hari, depan ini Istana Merdeka menjadi saksi bisu belasan unjuk rasa? Kenapa SBY tak bertemu para pendemo seperti yang dilakukan sejumlah kepala daerah lainnya?
Ternyata di Istana, Presiden memilih menerima kunjungan tim sepakbola The All Star Team AC Milan Junior Camp Indonesia. Ini bukan tim sembarangan. Kelompok beranggotakan 17 remaja lelaki itu baru saja menang dalam Intesa Sanpaolo Bank youth football tournament di Italia, mengalahkan 35 tim lain dari seantero dunia. Di babak final, bahkan tim tersebut berhasil mengalahkan tim asal Italia.
Prestasi mereka boleh jadi lebih mengilap ketimbang tim nasional bentukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, yang belum lama ini kalah telak 7-1 dari tim Uruguay.
"Anak-anak, terimalah ucapan terima kasih, bangga dan bahagia yang saya yakini mewakili seluruh rakyat Indonesia," ujar Yudhoyono sembari tersenyum saat menyambut tim tersebut di Istana Negara, Rabu (20/10).
Ia berharap pemuda-pemuda itu nantinya bisa sukses dalam sepak bola, sekolah maupun karir. Mereka dimintanya memperjuangkan apapun yang mereka inginkan.
"Jangan sia-siakan peluang dan potensi ini, lima sampai sepuluh tahun lagi, mungkin Pak SBY bukan lagi Presiden, akan nonton kalian dari pinggir lapangan dengan bangga," ucapnya. Dia lantas memerintahkan Kementerian Pemuda dan Olah Raga beserta PSSI membantu para anggota tim dalam pendidikannya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng dalam sambutannya sempat pula menyindir PSSI. "Mudah-mudahan prestasi anak 9-15 tahun ini bisa memberi inspirasi pada PSSI," katanya.
Ketua PSSI Nurdin Halid yang hadir juga dalam pertemuan itu tak berkomentar. Ia hanya diam.
Di akhir acara, Kapten Tim Eriyanto, yang berasal dari keluarga tak mampu dan kini sudah putus sekolah, menangis sesenggukan. Ia rupanya terharu bisa menang, ke Istana, dan bertemu langsung dengan Presiden. Dalam kompetisi di negeri pizza itu, ia terpilih sebagai kapten terbaik.
Seusai pidato Presiden, Ani Yudhoyono dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi langsung menghampiri Eriyanto dan mengusap-usap punggungnya, menenangkannya.
Selepas Maghrib, saat tim remaja itu pulang, demonstran di depan Istana Merdeka sudah bubar, tak kebagian senyuman Presiden maupun usapan tangan Ibu Negara.
Ternyata di Istana, Presiden memilih menerima kunjungan tim sepakbola The All Star Team AC Milan Junior Camp Indonesia. Ini bukan tim sembarangan. Kelompok beranggotakan 17 remaja lelaki itu baru saja menang dalam Intesa Sanpaolo Bank youth football tournament di Italia, mengalahkan 35 tim lain dari seantero dunia. Di babak final, bahkan tim tersebut berhasil mengalahkan tim asal Italia.
Prestasi mereka boleh jadi lebih mengilap ketimbang tim nasional bentukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, yang belum lama ini kalah telak 7-1 dari tim Uruguay.
"Anak-anak, terimalah ucapan terima kasih, bangga dan bahagia yang saya yakini mewakili seluruh rakyat Indonesia," ujar Yudhoyono sembari tersenyum saat menyambut tim tersebut di Istana Negara, Rabu (20/10).
Ia berharap pemuda-pemuda itu nantinya bisa sukses dalam sepak bola, sekolah maupun karir. Mereka dimintanya memperjuangkan apapun yang mereka inginkan.
"Jangan sia-siakan peluang dan potensi ini, lima sampai sepuluh tahun lagi, mungkin Pak SBY bukan lagi Presiden, akan nonton kalian dari pinggir lapangan dengan bangga," ucapnya. Dia lantas memerintahkan Kementerian Pemuda dan Olah Raga beserta PSSI membantu para anggota tim dalam pendidikannya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng dalam sambutannya sempat pula menyindir PSSI. "Mudah-mudahan prestasi anak 9-15 tahun ini bisa memberi inspirasi pada PSSI," katanya.
Ketua PSSI Nurdin Halid yang hadir juga dalam pertemuan itu tak berkomentar. Ia hanya diam.
Di akhir acara, Kapten Tim Eriyanto, yang berasal dari keluarga tak mampu dan kini sudah putus sekolah, menangis sesenggukan. Ia rupanya terharu bisa menang, ke Istana, dan bertemu langsung dengan Presiden. Dalam kompetisi di negeri pizza itu, ia terpilih sebagai kapten terbaik.
Seusai pidato Presiden, Ani Yudhoyono dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi langsung menghampiri Eriyanto dan mengusap-usap punggungnya, menenangkannya.
Selepas Maghrib, saat tim remaja itu pulang, demonstran di depan Istana Merdeka sudah bubar, tak kebagian senyuman Presiden maupun usapan tangan Ibu Negara.