Ahmad Sakir, Reporter Dunia Air Trans 7 Meninggal
Ahmad Sakir, Reporter (Kameraman) Dunia Air Trans 7 Meninggal (tewas). Yup, berita duku Ahmad Sakir (29), reporter program Dunia Air di stasiun televisi Trans 7, tewas saat melakukan ujian akhir menyelam di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu 7 Mei 2011 saat melakukan reportase acara tersebut. Hasil pemeriksaan dokter, Ahmad tewas setelah penyakit asmanya kambuh.
Titin Rosmasari, Kepala Divisi Pemberitaan Trans 7, menjelaskan, Ahmad melakukan ujian akhir bersama rekannya yang menjabat staf produksi. Sebelumnya, keduanya telah lulus ujian teori dan menyelam di kolam renang. Namun, Titin belum mendapat kepastian mengenai titik lokasi ujian akhir digelar.
"Saya tadi tanya kepada rekan-rekan di sana, seperti apa sih peristiwanya. Mereka bilang belum menyelam, baru di pinggir atau orientasi lapangan. Dia mengeluh sakit, (bilang) butuh obat, butuh obat," cerita Titin ketika dihubungi Kompas.com.
Berdasarkan penjelasan di lapangan, kata Titin, Ahmad lalu dibawa ke pinggir. Dia sempat diberikan pernapasan buatan sebelum dibawa ke rumah sakit di Kepulauan Seribu. "Sayangnya, tidak tertolong. Kalau yang saya lihat surat dari rumah sakit, ada asma," ungkapnya.
Titin menambahkan, Ahmad meninggalkan seorang istri dan dua anak kembar berusia empat tahun. Ahmad telah bergabung dengan Trans 7 sejak tahun 2007.
Titin menjelaskan, pihaknya sangat terpukul dengan kejadian itu. Kedepan, pihaknya akan memperketat seleksi karyawan yang akan dikirimkan untuk ujian menyelam. "Sertifikat itu wajib. Andai kata ada penyakit asma, kita akan hindari. Ke dalam, kita akan lebih selektif lagi," pungkasnya.
Titin Rosmasari, Kepala Divisi Pemberitaan Trans 7, menjelaskan, Ahmad melakukan ujian akhir bersama rekannya yang menjabat staf produksi. Sebelumnya, keduanya telah lulus ujian teori dan menyelam di kolam renang. Namun, Titin belum mendapat kepastian mengenai titik lokasi ujian akhir digelar.
"Saya tadi tanya kepada rekan-rekan di sana, seperti apa sih peristiwanya. Mereka bilang belum menyelam, baru di pinggir atau orientasi lapangan. Dia mengeluh sakit, (bilang) butuh obat, butuh obat," cerita Titin ketika dihubungi Kompas.com.
Berdasarkan penjelasan di lapangan, kata Titin, Ahmad lalu dibawa ke pinggir. Dia sempat diberikan pernapasan buatan sebelum dibawa ke rumah sakit di Kepulauan Seribu. "Sayangnya, tidak tertolong. Kalau yang saya lihat surat dari rumah sakit, ada asma," ungkapnya.
Titin menambahkan, Ahmad meninggalkan seorang istri dan dua anak kembar berusia empat tahun. Ahmad telah bergabung dengan Trans 7 sejak tahun 2007.
Titin menjelaskan, pihaknya sangat terpukul dengan kejadian itu. Kedepan, pihaknya akan memperketat seleksi karyawan yang akan dikirimkan untuk ujian menyelam. "Sertifikat itu wajib. Andai kata ada penyakit asma, kita akan hindari. Ke dalam, kita akan lebih selektif lagi," pungkasnya.