Buku Rock N Roll Mom : Kisah Bunda Iffet Menyembuhkan Slank dari Narkoba
Inilah buku terbaru yang berkaitan dengan Slank, judulnya Rock N Roll Mom buku karya Bunda Iffet dan Darmawan S yang diterbitkan pada Desember 2010 ini. Buku ini berisikan tentang pengalaman Bunda Iffet dalam membebaskan dan mengusahakan kesembuhan personel Slank dari jeratan narkoba.
Dalam buku memoar yang bertajuk Rock N' Roll Mom, kisah Bunda dimulai menjadi manajer Slank. "Bunda selalu ngikutin Slank dari sejak berdiri, tapi yang benar-benar ikut itu tahun 1996, karena waktu itu kondisi Kaka, Bimbim, Ivan sudah sangat parah sekali. Ini antara hidup dan mati," cerita Bunda dalam jumpa pers launching buku Rock N' Roll Mom, di Gang Potlot III, Jakarta Selatan, Jumat (3/11/2010).
Melihat kondisi para awak Slank sedemikian rupa menghawatirkan, perempuan pemilik nama lengkap Iffet Veceha Siddharta itu memutuskan terjun langsung mengurus Slank. "Akhirnya Bunda masuk ke manajemen Slank, karena semua manajer lari. Apalagi waktu itu Slank pas baru bubar (Pay, dan Bongki dikeluarkan akibat narkoba)," cerita Bunda lagi.
Keterlibatan Bunda untuk menyembuhkan para personel Slank sebenarnya sudah dimulai pada 1994. "Jadi tahun 1994 kami tur di 30 kota dan berhenti di Lubuk Linggau, sementara Kaka dan Bimbim sudah tidak berdaya lagi karena kehabisan obatnya (drugs). Dari situ kita harus ke Bandung naik bus, tapi Kaka dan Bimbim sudah tidak berdaya lagi, wawancara saja sudah sambil tiduran, sisanya bergantung pada Abdee dan Ridho," kenang Bunda.
"Saya nekat, Kaka sama Bimbim saya titipkan untuk dibawa ke Bengkulu karena enggak ada pesawat di Lubuk Linggau. Tapi begitu mereka berdua ketemu-ketemu lagi di Bandung eh udah segar," ujar Bunda.
Selama proses penyembuhan itu, perempuan kelahiran Jakarta 12 Agustus 1937 itu selalu mengedepankan cara-cara halus. "Bunda sih cuek, orangnya gak punya high temper, semua dikerjain tenang saja. Jadi cara nyembuhinnya itu biasanya kami setelah show sengaja keluar jalan-jalan, sementara Kaka dan Bimbim di kamar karena punya sesuatu (pakaw alias pakai putaw)," ulas Bunda.
Benar saja, dengan cara yang halus tanpa ada paksaan, Kaka pelan tapi pasti mulai menyadari jika ia bersama Bimbim dan Ivan harus lepas dari ketergantungan obat-obatan. "Akhirnya Kaka bilang kok mereka bisa sih jalan-jalan, dari situ mulai ada gebrakan (untuk sembuh)," ujar Bunda.
Selama proses penyembuhan itu, Bunda tak menampik jika para personel Slank cukup alot untuk diobati. "Susah sih nyembuhin orang kena narkoba, kita teriak mereka semakin teriak. Tapi kalau patah semangat sih enggak, tapi kalau nangis sih ada. Kalau saya patah semangat kapan mereka bisa sembuh," tekan Bunda.
Tak sekadar menolong Slank untuk keluar dari lubang hitam semata, Bunda juga ikut berpartisipasi memulihkan nama baik Slank. "Waktu itu mulai mencari fans lagi ke SMA-SMA, mencari fans kembali kita selalu bikin akustikan setiap sore. Ternyata di situ banyak yang masih suka sama Slank," jelasnya.
Nah, dari kisah perjalanan Bunda bersama Slank itu pula akhirnya perempuan yang juga dianggap sebagai ibu dari jutaan Slanker (penggemar Slank) itu mendapatkan julukan Rock N' Roll Mom. "Akhirnya waktu pertama kali Slank beli mobil box, saya tanya ke Bimbim kita kasih tulisan apa nih di mobil box ini? Tanpa mikir panjang kata Bimbim 'Rock N' Roll Mom' aja," jelas Bunda.
Singkat cerita, berkait dengan diluncurkannya buku terbitan Mizan yang melibatkan dua editor ternama Indonesia yakni Darmawan S dan Laura itu, Bunda berharap unek-unek yang dituangkan ke dalam tulisan sekitar 300 halaman tersebut bisa membawa manfaat.
"Perasaan pengin mengeluarkan apa yang saya dapati dalam menyembuhkan anak-anak ini, itu kurang puas kalau cuma wawancara di TV karena sebentar durasinya. Saya akan puas kalau bukunya terbaca, berarti pengalaman saya bisa dibaca," tutup perempuan bersahaja ini.
Melihat kondisi para awak Slank sedemikian rupa menghawatirkan, perempuan pemilik nama lengkap Iffet Veceha Siddharta itu memutuskan terjun langsung mengurus Slank. "Akhirnya Bunda masuk ke manajemen Slank, karena semua manajer lari. Apalagi waktu itu Slank pas baru bubar (Pay, dan Bongki dikeluarkan akibat narkoba)," cerita Bunda lagi.
Keterlibatan Bunda untuk menyembuhkan para personel Slank sebenarnya sudah dimulai pada 1994. "Jadi tahun 1994 kami tur di 30 kota dan berhenti di Lubuk Linggau, sementara Kaka dan Bimbim sudah tidak berdaya lagi karena kehabisan obatnya (drugs). Dari situ kita harus ke Bandung naik bus, tapi Kaka dan Bimbim sudah tidak berdaya lagi, wawancara saja sudah sambil tiduran, sisanya bergantung pada Abdee dan Ridho," kenang Bunda.
"Saya nekat, Kaka sama Bimbim saya titipkan untuk dibawa ke Bengkulu karena enggak ada pesawat di Lubuk Linggau. Tapi begitu mereka berdua ketemu-ketemu lagi di Bandung eh udah segar," ujar Bunda.
Selama proses penyembuhan itu, perempuan kelahiran Jakarta 12 Agustus 1937 itu selalu mengedepankan cara-cara halus. "Bunda sih cuek, orangnya gak punya high temper, semua dikerjain tenang saja. Jadi cara nyembuhinnya itu biasanya kami setelah show sengaja keluar jalan-jalan, sementara Kaka dan Bimbim di kamar karena punya sesuatu (pakaw alias pakai putaw)," ulas Bunda.
Benar saja, dengan cara yang halus tanpa ada paksaan, Kaka pelan tapi pasti mulai menyadari jika ia bersama Bimbim dan Ivan harus lepas dari ketergantungan obat-obatan. "Akhirnya Kaka bilang kok mereka bisa sih jalan-jalan, dari situ mulai ada gebrakan (untuk sembuh)," ujar Bunda.
Selama proses penyembuhan itu, Bunda tak menampik jika para personel Slank cukup alot untuk diobati. "Susah sih nyembuhin orang kena narkoba, kita teriak mereka semakin teriak. Tapi kalau patah semangat sih enggak, tapi kalau nangis sih ada. Kalau saya patah semangat kapan mereka bisa sembuh," tekan Bunda.
Tak sekadar menolong Slank untuk keluar dari lubang hitam semata, Bunda juga ikut berpartisipasi memulihkan nama baik Slank. "Waktu itu mulai mencari fans lagi ke SMA-SMA, mencari fans kembali kita selalu bikin akustikan setiap sore. Ternyata di situ banyak yang masih suka sama Slank," jelasnya.
Nah, dari kisah perjalanan Bunda bersama Slank itu pula akhirnya perempuan yang juga dianggap sebagai ibu dari jutaan Slanker (penggemar Slank) itu mendapatkan julukan Rock N' Roll Mom. "Akhirnya waktu pertama kali Slank beli mobil box, saya tanya ke Bimbim kita kasih tulisan apa nih di mobil box ini? Tanpa mikir panjang kata Bimbim 'Rock N' Roll Mom' aja," jelas Bunda.
Singkat cerita, berkait dengan diluncurkannya buku terbitan Mizan yang melibatkan dua editor ternama Indonesia yakni Darmawan S dan Laura itu, Bunda berharap unek-unek yang dituangkan ke dalam tulisan sekitar 300 halaman tersebut bisa membawa manfaat.
"Perasaan pengin mengeluarkan apa yang saya dapati dalam menyembuhkan anak-anak ini, itu kurang puas kalau cuma wawancara di TV karena sebentar durasinya. Saya akan puas kalau bukunya terbaca, berarti pengalaman saya bisa dibaca," tutup perempuan bersahaja ini.
Beruntunglah para personel grup rock Slank yang digawangi Kaka (vokal), Abdee (gitar), Ridho (gitar), Ivanka (bas), dan Bimbim (drum), memiliki dewi penyelamat yang menjelma sebagai Bunda Iffet yang membantu untuk lepas dari ketergantungan narkoba. (Kompas)