21 Nomine Cerita Rakyat Berbahasa Jawa
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Yogyakarta telah menentukan 21 nominator dari 70 peserta lomba penulisan cerita rakyat berbahasa Jawa.
"Setelah proses pendaftaran sejak Agustus, dan melalui proses penilaian oleh juri, maka panitia memutuskan terdapat 21 cerita rakyat berbahasa Jawa yang memiliki materi, tata bahasa dan sistematika cerita yang menarik," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Yogyakarta, Budi Santoso, di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, lomba penulisan cerita rakyat tersebut ditujukan untuk memberikan ruang ekspresi kepada pemerhati Bahasa Jawa untuk mengekspresikan renungannya terhadap keberadaan cerita rakyat di masyarakat.
"Setelah proses pendaftaran sejak Agustus, dan melalui proses penilaian oleh juri, maka panitia memutuskan terdapat 21 cerita rakyat berbahasa Jawa yang memiliki materi, tata bahasa dan sistematika cerita yang menarik," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Yogyakarta, Budi Santoso, di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, lomba penulisan cerita rakyat tersebut ditujukan untuk memberikan ruang ekspresi kepada pemerhati Bahasa Jawa untuk mengekspresikan renungannya terhadap keberadaan cerita rakyat di masyarakat.
Ia mengatakan, seluruh peserta yang telah lolos seleksi awal tersebut kemudian akan diminta melakukan presentasi secara terbuka di hadapan dewan juri pada Sabtu (9/10) bertempat di Pendopo Balai Kota Yogyakarta.
"Masyarakat luas dapat melihat secara langsung presentasi tersebut, sehingga masyarakat pun mengetahui beragam cerita rakyat," katanya.
Sejumlah judul cerita rakyat yang telah lolos seleksi awal tersebut di antaranya adalah "Mulo Bukane Ana Tembang Gambuh", "Ki Ageng Paker lan Jaka Mangu", "Wengkon Kleben", dan "Tombak Naga Baruklinting".
Sementara itu, lanjut dia, naskah dari 49 peserta lain akan tetap menjadi hak Disparbud Kota Yogyakarta dan dimuat secara bergantian dalam situs milik Disparbud Kota Yogyakarta yaitu www.pariwisata.jogjakota.go.id.
"Panitia akan melakukan sejumlah perubahan dalam sisi redaksional kalimat cerita yang digunakan sebelum dimuat," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, pihaknya tidak akan mewajibkan seluruh peserta agar mengizinkan naskahnya dimuat di situs milik Disparbud Kota Yogyakarta. "Apabila tidak berkenan, peserta bis menghubungi dinas agar naskahnya tidak dimuat," katanya.
Ia berharap, melalui kegiatan tersebut, masyarakat di Yogyakarta dapat lebih mencintai dan mempraktekkan penggunaan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari.